Cara Mengatur Gaji Pertama Kamu Agar Awet Sampai Akhir Bulan

Jika selama ini kamu hanya ‘disuapin’ orang tua dengan uang pemberian mereka, gaji pertama bisa jadi bukti kalau kamu sudah tidak membutuhkannya lagi. Sekarang kamu sudah mandiri, bahkan bercita-cita untuk bisa memberi kepada mereka.

Sayang masih banyak orang yang justru terjebak dalam kebingungan, bahkan gaji pertama yang seharusnya cukup untuk biaya hidup selama satu bulan, malah habis dalam hitungan hari saja. Nah, nggak mau kan hal ini menimpa kamu?

Agar lebih siap menerima dan mengatur gaji pertama hingga akhir bulan, berikut merupakan beberapa trik mengatur keuangan buat kamu para pemula.

Buat Anggaran

Tentu kamu sudah tahu besaran gaji yang akan kamu terima. Nah sebelum gaji pertama tersebut datang, kamu harus membuat catatan anggaran pengeluaran untuk satu bulan. Buatlah dalam dua kategori utama, kebutuhan pokok, dan sekunder. 

Hal-hal yang masuk dalam kebutuhan pokok, seperti transportasi, biaya makan dan lainnya. Jika kamu masih tinggal dan makan bersama orangtua, berikan uang makan tersebut kepada mereka, bersama dengan dana lainnya. Hitung-hitung belajar mengelola keuangan saat belajar mandiri. 

Untuk kebutuhan sekunder, kamu bisa menyisipkan beberapa item, termasuk dana liburan di akhir pekan, hingga dana traktir teman yang sudah jadi kebiasaan mendarah daging.

Selesaikan Hutang

Jika punya tanggungan hutang, baik itu hutang ke teman, ke kantin atau saudara, sebaiknya segera bayar semuanya. Jika tidak memungkinkan, setidaknya kamu pilih hutang yang bisa ditangguhkan, dan mana hutang yang harus segera diselesaikan. 

Apakah masih boleh membuka lobang hutang? Untuk sementara sebaiknya fokus untuk menyelesaikan hutang dulu. Namun jika tidak ada pilihan, kamu bisa membuka hutang, namun pastikan hutang tersebut digunakan untuk keperluan produktif. 

Misalnya untuk membeli alat transportasi yang memudahkan kamu berangkat kerja, atau hal produktif lainnya. Hindari hutang yang sifatnya tidak produktif, atau hanya sekedar hura-hura saja. 

Buat Anggaran Dana Darurat

Sebelum memikirkan tabungan, ada baiknya kamu mulai belajar tentang dana darurat, fungsi dan besaran yang harus disediakan. Ini penting, mengingat ada atau tidaknya dana darurat, merupakan salah satu ciri sehat atau tidaknya kehidupan financial seseorang. 

Umumnya, dana darurat hanya boleh digunakan untuk kepentingan yang mendesak saja. Itu pun setelah digunakan, kamu wajib untuk menggantinya kembali. Untuk jumlahnya, minimalnya setara dengan tiga bulan total pendapatan kamu.

Dana darurat bisa disimpan dalam bentuk tabungan khusus, atau bisa juga dalam bentuk logam mulia untuk menjaga nominalnya tetap stabil. Intinya, dana darurat harus mudah diuangkan. 

Jangan Lupa Dana Hura-hura

Seperti dijelaskan di atas, dana hura-hura merupakan hal yang lazim disediakan oleh mereka yang baru mendapat gaji pertama. Misalnya dengan mentraktir teman atau keluarga makan, dan lainnya. Meski terlihat negatif, namun ini merupakan tradisi yang sulit dihilangkan. 

Tapi ingat, jangan hilang kendali. Dana hura-hura ini harus dibatasi, maksimal 15 persen dari total gaji bulanan kamu. Pilihlah model ‘pesta’ yang sederhana, tapi efektif mendatangkan banyak orang. Misalnya makan bersama di rumah.

Jika kekurangan dana, kamu bisa mengambil jatah dari anggaran sekunder, seperti jatah libur mingguan atau dana hutang yang bisa ditangguhkan. 

Miliki Mentor

Pilih mentor dan komunitas yang baik agar kamu bisa mengelola keuangan dengan baik. Paling sederhana, kamu bisa memilih mentor dari kalangan keluarga, seperti ibu, atau kakak perempuan. Dengan pengalamannya, mereka tentu akan berusaha untuk menjaga pengeluaranmu tetap terkontrol.

Jika memang dibutuhkan, untuk sementara waktu kamu bisa memberikan seluruh gaji kepada mereka, dan biarkan mereka yang mengaturnya. Tentu saja kamu harus terus belajar bagaimana cara mengelola keuangan yang baik, dan menekan pengeluaran seefektif mungkin.

Jangan lupa untuk selalu mencatat pengeluaran per hari, kemudian lakukan evaluasi di hari yang sama. Fungsinya untuk mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan.