Table of Contents
Apa Yang Harus Dipersiapkan Saat Terjadi Resesi?
Baru-baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan kabar yang sedikit kurang baik bagi perekonomian Indonesia. Dalam rilis terbarunya, BPS menyebut jika angka pertumbuhan Ekonomi Indonesia di triwulan II minus 5,32 persen.
Menanggapi kabar tersebut, Ekonom Core Piter Abdullah, menjelaskan jika data tersebut merupakan kabar buruk. Indonesia saat ini berada di ambang jurang resesi ekonomi.
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Resesi Ekonomi?
Resesi merupakan sebuah penurunan signifikan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi. Kondisi ini umumnya bisa terjadi hingga berbulan-bulan, atau bahkan bisa mencapai tahunan. Resesi terjadi saat ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif.
Faktor lainnya yang menyebabkan resesi Ekonomi adalah, meningkatnya jumlah pengangguran, kontraksi ukuran pendapatan, menurunnya jumlah penjualan ritel, pembangunan manufaktur yang terhambat, dalam periode waktu yang cukup panjang.
Meskipun terlihat mengerikan, tapi jangan panik. Berikut merupakan beberapa hal yang harus dilakukan saat terjadi resesi.
Melunasi Hutang
Jika memungkinkan, segera lunasi semua hutang yang kamu miliki. Jika tidak bisa semuanya, kamu bisa memilih untuk melunasi sebagian hutang saja. Prioritaskan hutang dengan bunga tinggi, atau hutang yang sulit ditangguhkan, seperti hutang kartu kredit, pinjaman, hutang medis dan lainnya.
Selain itu, usahakan untuk tidak membuka utang baru. Jauhi kartu kredit, dan tunda rencana untuk membeli barang atau menggunakan fasilitas kredit. Jika ada dana, sebaiknya simpan di dana darurat karena kita belum tahu kapan resesi akan berakhir.
Persiapkan Dana Darurat
Penting untuk menyiapkan dana darurat. Jika dana darurat tersebut masih dalam bentuk benda, atau produk investasi, sebaiknya segera cairkan dengan uang cash, atau produk yang mudah diuangkan, misalnya logam mulia, atau tabungan.
Selama masa resesi, dana darurat bisa menjadi ‘penolong’ sekaligus memberikan rasa aman kepada kamu. Tapi ingat, kembali kepada konsep awal dana darurat. Dana ini hanya boleh digunakan untuk kepentingan darurat saja. Jika tidak ada yang mendesak, tetap simpan.
Mulai berinvestasi
Jangan hanya mengandalkan tabungan dan dana darurat saja. Kita tidak akan tahu separah apa resesi yang akan terjadi. Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan persiapan semaksimal mungkin, termasuk bersiap dengan skenario terburuk.
Kamu disarankan untuk mulai melakukan investasi, terutama investasi intelektual dengan mengikuti kursus atau pelatihan wirausaha. Selama ini, UKM sudah terbukti tangguh dalam menghadapi resesi, bahkan bisa dijadikan batu loncatan untuk memulai bisnis saat resesi telah berlalu.
Buat Usaha Sampingan
Jangan pernah menunggu keajaiban resesi akan segera berakhir, atau bermimpi bidang usaha atau pekerjaan kamu tahan dengan resesi. Di saat seperti ini, tidak ada sektor usaha yang dinyatakan 100% aman. Resesi bisa ‘merusak’ semuanya, termasuk bidang pekerjaan yang sedang kamu geluti.
Untuk mencegah hal tersebut, mulailah untuk mencari usaha sampingan di luar pekerjaan tetap. Kamu bisa membuka usaha kecil-kecilan, seperti berbisnis makanan ringan, berjualan online, membuka jasa keterampilan tertentu, dan lainnya.
Tetap Tenang, dan Update Informasi
Pastikan kamu tetap tenang, jangan terpengaruh dengan isu-isu yang tidak benar. Untuk menangkal informasi menyesatkan yang kerap tersebar di sosial media, kamu wajib melakukan update informasi secara berkala, termasuk mengetahui perkembangan pasar dan berita ekonomi.
Tapi ingat, pastikan semua sumber informasi yang kamu dapatkan berasal dari sumber yang valid. Jika mendapatkan informasi yang mencurigakan, langsung lakukan cross check untuk memastikan informasi tersebut valid atau tidak.