Table of Contents
Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Global
Menurut data terbaru dari Johns Hopkins CSSE (11/4), virus corona alis Covid-19 telah menyebar hingga ke 185 negara di dunia, dengan jumlah infeksi mencapai 1.698.416 kasus dan yang dinyatakan sembuh mencapai 376.669 orang. Demi meminimalisir bertambahnya jumlah infeksi, beberapa negara seperti Italia, Spanyol, hingga India memberlakukan kebijakan lockdown, sementara negara lainnya, termasuk Indonesia, lebih memilih kebijakan memberlakukan anjuran social distracting bagi warganya. Kebijakan tersebut tentu berpengaruh besar bagi perekonomian. Tidak hanya di Indonesia, pelemahan ekonomi akibat dari pandemi virus Corona terjadi merata hampir di seluruh dunia. Berikut merupakan beberapa dampak virus Corona terhadap perekonomian global.
Pertumbuhan Ekonomi Dunia Mengalami Penurunan
Pandemi virus Corona menyebabkan banyak lembaga besar dan bank memutuskan untuk mengubah perkiraan kondisi ekonomi global, termasuk Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi atau OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
Dalam terbarunya, OECD menyebut jika pertumbuhan produk domestik bruto China akan mengalami penurunan terbesar. China diperkirakan hanya akan mengalami pertumbuhan ekonomi hingga tersisa 4,9 persen saja, jauh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya yang mencapai angka 5,7 persen.
Kondisi ini tentu berimbas buruk bagi perekonomian global. OECD memperkirakan Covid-19 akan membuat ekonomi global mengalami penurunan pertumbuhan hingga tersisa 2,4 persen di tahun 2020, turun dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 2,9 persen.
Baca Juga: Cari Menghasilkan Uang Saat Wabah Virus Corona
Ancaman PHK Besar-besaran
Pembatasan yang sedang diterapkan di beberapa negara terkait pandemi Corona, telah membuat banyak pabrik beroperasi. Apple, Jaguar, Diageo, Land Rover hingga Volkswagen, merupakan segelintir pabrik besar yang saat ini sudah mulai membatasi produksinya. Sebagai contoh, Bloomberg Economics mencatat pabrik-pabrik besar yang ada di China hanya menggunakan 60-70 persen kapasitas produksi mereka, bahkan beberapa pabrik di negara yang terkena dampak paling parah, seperti Italia, dilaporkan terpaksa menghentikan produksi mereka. Penurunan jumlah produksi inilah yang memicu PHK besar-besaran, dan gelombang pengangguran pun sulit dihindarkan. Kondisi ini dipastikan akan menyebabkan penurunan kemampuan ekonomi yang signifikan, terutama di negara-negara berkembang seperti India, dan lainnya
Pasar Saham Terjun Bebas
Menurut Cedric Chehab, Kepala Risiko Negara dan Strategi Global di Fitch Solutions, ketakutan terkait dampak virus Corona secara global, akan menyebabkan para investor enggan mengeluarkan uangnya untuk berinvestasi. Di sisi lain, ketakutan global pun akan menurunkan harga saham di pasar-pasar utama. Sementara di sisi lain, kekhawatiran atas penyebaran global dari Virus Corona telah mendorong para investor menawar harga obligasi ke titik terendah. Kondisi ini diperparah dengan ketidakpastian arah ekonomi terkait dampak Covid-19 secara luas. Dampak ini diperkirakan akan terus terjadi hingga masa pandemi virus Corona benar-benar selesai.
Industri Travel Paling Terpukul
Keputusan beberapa negara yang melakukan lockdown dan pembatasan pengunjung akibat pandemi virus Corona, membuat perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, seperti hotel, travel agent, penerbangan, dan lainnya, sangat terpukul.
Menurut Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, sejak Februari kemarin setidaknya ada 20 agen travel besar di Indonesia yang terpaksa menawarkan cuti di luar tanggungan karena tidak bisa membayar biaya operasional, termasuk gaji karyawannya.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi terjadi secara global. Bahkan untuk negara-negara yang memilih mengambil kebijakan lockdown, mereka harus rela kehilangan pendapatan dari sektor bisnis tersebut. Sebut saja Italia dan Spanyol yang terkena dampak cukup parah akibat Covid-19.
Proses Pemulihan Ekonomi Bisa Lebih Sulit
Bloomberg Economics berasumsi jika proses pemulihan ekonomi akibat pandemi virus Corona bisa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali ke titik normal. Pola pemulihan ini bisa membentuk pola huruf ‘U’, bukan pola huruf ‘V’ seperti yang diprediksi banyak pihak.
Hal senada disampaikan Li, manajer Made-in-China.com, yang memprediksi angka produksi di China tidak akan mencapai level maksimal, meski para karyawan pabrik sudah kembali bekerja. Hal ini disebabkan karena hambatan rantai pasokan yang membuat kapasitas produksi jadi terbatas.
Terhambatnya rantai pasokan akan membuat para pekerja yang dirumahkan selama pandemi, belum tentu langsung diminta kembali bekerja. Imbasnya akan kembali kepada daya beli masyarakat yang akan sulit bangkit, dan ketidakpastian ekonomi masih akan terjadi.
Jika saat ini kamu membutuhkan dana darurat, kamu bisa mendapatkan dana cepat tanpa ribet dari Maucash hingga 8 juta. Maucash adalah platform pinjaman uang online cepat dari Astra yang sudah berizin OJK. Yuk wujudkan mimpi membuka usaha francise dengan Maucash. Ajukan pinjaman di Maucash sekarang!