Table of Contents
Pengertian Resesi Ekonomi
Mayoritas negara di dunia dilaporkan mengalami pelemahan ekonomi. Tidak hanya negara yang terdampak Covid-19, negara-negara yang tidak terdampak langsung pun mengalami hal yang sama. Menurut banyak pakar, tren pertumbuhan ekonomi global akan terhenti di kuartal pertama tahun 2020.
Yang paling menakutkan, mereka pun sudah mulai ‘mencium’ tanda-tanda resesi. Hal ini diketahui lewat jajak pendapat Reuters yang melibatkan 41 institusi di Amerika dan Eropa. Kondisi ini tidak lebih baik ketimbang kontraksi (pertumbuhan negatif) yang terjadi di tahun 2009 silam.
Apa itu Resesi Ekonomi?
Dalam bahasa sederhana, resesi ekonomi bisa diartikan sebagai kelesuan ekonomi. Sedangkan secara kompleks, resesi diartikan sebagai kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) atau pertumbuhan ekonomi riil mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut, atau lebih dari satu tahun. Resesi ekonomi menimbulkan efek domino. Ketika iklim investasi mengalami sentimen negatif, kapasitas produksi secara otomatis akan mengalami penurunan.
Akibat dari penurunan kapasitas produksi, gelombang PHK mengancam, yang berimbas kepada menurunnya daya beli masyarakat. Efek ini akan terus bergulir bagaikan bola salju yang akan melemahkan banyak sektor, termasuk UKM dan UMKM. Jika tidak segera ditangani, resesi ekonomi beresiko menyebabkan depresi ekonomi yang menyebabkan kebangkrutan ekonomi. Jika sudah sampai pada tahap ini, kurva pemulihan bukan lagi berbentuk huruf ‘V’, namun bisa berubah jadi huruf ‘U’, atau bahkan ‘L’.
Dalam sejarah perekonomian dunia, tercatat 17 negara pernah mengalami masa resesi ekonomi, termasuk negara-negara Uni Eropa seperti Prancis, Yunani, Portugal, Spanyol. Italia, Republik Siprus, dan Irlandia saat krisis ekonomi tahun 2008-2009.Di tahun 2010, resesi ekonomi pernah melanda Thailand setelah produk domestik bruto mereka terus merosot. Ketika itu, Negeri Gajah Putih mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Baca Juga: Menghasilkan Uang Saat Wabah Virus Corona
Indikator Sebuah Negara Memasuki Masa Resesi
Ada banyak indikator sebuah negara bisa disebut tengah menuju masa resesi, salah satunya nilai impor lebih besar ketimbang nilai ekspor, biaya listrik dan bahan bakar yang sulit terjangkau, hingga harga-harga barang komoditas barang pokok yang semakin mahal.
Indikator lainnya, tingkat daya beli masyarakat mengalami penurunan sebagai imbas dari penurunan, atau bahkan penghentian produksi. Selain itu, berikut merupakan beberapa indikator sebuah negara bisa dikatakan tengah memasuki masa resesi.
Indikator Sebuah Negara Memasuki Masa Resesi
Ada banyak indikator sebuah negara bisa disebut tengah menuju masa resesi, salah satunya nilai impor lebih besar ketimbang nilai ekspor, biaya listrik dan bahan bakar yang sulit terjangkau, hingga harga-harga barang komoditas barang pokok yang semakin mahal.
Indikator lainnya, tingkat daya beli masyarakat mengalami penurunan sebagai imbas dari penurunan, atau bahkan penghentian produksi. Selain itu, berikut merupakan beberapa indikator sebuah negara bisa dikatakan tengah memasuki masa resesi.
- Terjadi ketidakseimbangan antara jumlah produksi dengan konsumsi, yang menyebabkan siklus ekonomi terganggu, penurunan laba perusahaan, dan melemahnya pasar modal.
- Jumlah produk domestik bruto mengalami penurunan, yang menyebabkan pelemahan, atau bahkan penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
- Nilai impor jauh lebih besar ketimbang nilai ekspor. Hal ini umumnya dipicu oleh kekurangan komoditas karena penurunan tingkat produksi, terutama bahan-bahan pokok.
- Terjadi inflasi tanpa diimbangi dengan daya beli masyarakat, atau deflasi tak terkendali yang menyebabkan laba perusahaan mengalami penurunan ekstrem.
- Pengangguran tinggi yang disebabkan karena tingkat produksi menurun drastis dan iklim investasi mengalami sentimen negatif.
Apakah Indonesia Sedang Menuju ke Arah Resesi Ekonomi?
Hingga saat ini Indonesia belum bisa dikatakan memasuki resesi ekonomi. Namun Kepala Centre of Investment Trade, and Industry Indef, Andry Satrio Nugroho, mengingatkan jika pandemi virus Corona bisa saja menyeret Indonesia ke arah resesi.
Menurutnya, resiko resesi akan semakin besar jika pemerintah mengambil kebijakan lockdown, yang bisa berujung pada peningkatan pengangguran, hingga penurunan daya beli masyarakat.
Berbeda dengan Indonesia, survei yang dirilis National Association for Business Economics (NABE), justru menyebut perekonomian Amerika Serikat saat ini dalam resesi. Kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi selama semester I-2020.
Survei yang dilakukan terhadap 45 ekonom Amerika pada 3-7 April ini pun menunjukkan tingkat pengangguran di Amerika diperkirakan akan melonjak hingga 12% di kuartal kedua, bahkan bisa berjalan ke arah yang semakin parah di akhir tahun 2020.
Dengan demikian, kebijakan pemerintah yang lebih memilih social distracting ketimbang lockdown, dinilai sudah tepat untuk menyelamatkan perekonomian negara. Namun mesti diingat, masyarakat pun wajib mengikuti anjuran tersebut agar pandemi virus Corona bisa segera berakhir.
Jika saat ini kamu membutuhkan dana darurat dalam situasi sulit saat ini, kamu bisa mendapatkan pinjaman cepat tanpa ribet dari Maucash hingga 8 juta. Maucash adalah platform pinjaman uang online cepat dari Astra yang sudah berizin OJK. Yuk wujudkan mimpi membuka usaha francise dengan Maucash. Ajukan pinjaman di Maucash sekarang!