Table of Contents
Kiat Merencanakan Keuangan Untuk Pasangan Muda
Sebelum resmi menikah, tentu Anda dan pasangan sudah merancang skenario masa depan yang akan dijalani. Mulai dari akan tinggal di mana, kapan akan punya rumah sendiri, target kendaraan yang akan dimiliki, kapan merencanakan punya anak, dan lainnya.
Dalam prakteknya, ternyata skenario tersebut sangat sulit dijalankan. Apalagi jika sudah berkaitan dengan keuangan. Semuanya seakan berjalan tanpa bisa dikendalikan. Parahnya, masalah keuangan bisa membuat hubungan pernikahan kandas di tengah jalan.
Nah sebelum rumah tangga Anda ‘bubar’ gara-gara masalah ekonomi, berikut merupakan beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk merancang rencana keuangan pasca menikah.
1. Tentukan Siapa Yang Jadi Menteri Keuangan Keluarga
Setiap individu punya ego yang ingin terpuaskan. Untuk meredam semua itu, komitmen dan tanggung jawab merupakan hal yang harus pertama Anda persiapkan. Salah satu cara untuk meredam ego pribadi adalah, dengan pembagian tugas dalam keluarga.
Setelah menikah, Anda bisa membagi peran siapa yang akan jadi ‘menteri keuangan keluarga’, dan siapa yang akan jadi pencari nafkah.
Untuk masalah ini, kebanyakan masyarakat Indonesia sudah menerapkan sistem yang cukup sederhana. Istri berperan sebagai menteri keuangan yang bertugas untuk mengelola setiap pemasukan dan mengatur pengeluaran seefektif mungkin. Sementara suami fokus untuk mencari nafkah.
Namun tidak ada salahnya istri pun ikut mencari nafkah. Kuncinya, Anda dan pasangan harus saling terbuka, dan jangan pernah punya perasaan ‘saya paling berjasa karena menyumbang pendapatan lebih besar bagi keluarga.
Baca Juga:
2. Tentukan Rencana Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Susun rencana untuk masa depan Anda, dimulai dari rencana jangka pendek. Misalnya, pencapaian yang ingin diraih di bulan pertama setelah menikah, kapan akan membangun investasi bagi keluarga, dan jenis investasi apa yang akan dipilih.
Selain itu, Anda dan pasangan pun harus menyusun anggaran dan rencana belanja untuk satu bulan. Bahkan jika ingin lebih detail, Anda harus merancang pengeluaran per hari, hingga pengeluaran mingguan. Makin detail rencana Anda, uang yang didapat akan lebih mudah dikelola.
Sementara untuk rencana jangka panjang, Anda bisa mulai merencanakan kapan akan memiliki rumah sendiri, kendaraan hingga kapan punya anak. Lebih jauh lagi, Anda pun harus menyiapkan rancangan anggaran pendidikan anak, hingga dana pensiun.
Dengan adanya rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek, alur keuangan Anda akan lebih fokus dan terkontrol, serta lebih mudah menerapkan investasi.
3. Siapkan Dana Darurat
Ini yang kerap dilupakan oleh kebanyakan pasangan muda. Dana darurat merupakan dana yang hanya digunakan untuk kondisi darurat saja. Idealnya, dana darurat yang tersimpan dalam kas keuangan keluarga, setidaknya harus bernilai 3 kali dari total pendapatan bulanan keluarga.
Misal, jika total pendapatan bulanan Anda mencapai 10 juta, maka dana darurat yang tersimpan harus senilai 30 juta. Bentuk dana darurat sendiri bisa berbagai macam, mulai dari tabungan, uang tunai maupun emas. Yang jelas, dana darurat harus mudah ‘diuangkan’.
Perlu diingat, dana darurat bukan tabungan. Dana ini harus tersimpan di pos yang tidak boleh diganggu gugat. Jika terpakai, dana darurat ini harus segera diisi kembali hingga jumlahnya kembali senilai dari 3 kali total pendapatan bulanan Anda.
4. Catat dan Evaluasi Secara Berkala
Memang rumah tangga berbeda dengan perusahaan, tapi untuk mengontrol pengeluaran, mencatat setiap detail pengeluaran merupakan hal yang wajib dilakukan. Anda bisa membuat catatan harian, kemudian direkam jadi catatan mingguan, bulanan hingga tahunan.
Setelah semuanya tercatat, gunakan catatan tersebut untuk membuat evaluasi keuangan keluarga secara berkala. Tujuannya, Anda dan pasangan akan tahu kemana perginya semua uang yang didapat, dan memangkas pengeluaran yang tidak dibutuhkan sebagai bagian dari perbaikan.
Lewat evaluasi keuangan secara berkala, Anda dan pasangan bisa menyusun rencana keuangan jangka panjang dan jangka pendek, atau bisa juga memperbaharui rencana tersebut. Selain itu, evaluasi ini akan membuat Anda dan pasangan belajar saling terbuka.
5. Simpan Dalam Satu Rekening
Menurut Michael Fitzgerald, Public Accountant bersertifikat di Houston, Texas, Amerika Serikat, membuka tabungan bersama akan membuat pemasukan dan pengeluaran Anda lebih mudah dikontrol. Selain itu, membuat satu rekening keluarga akan menghindari resiko ‘saling curiga’.
Bagaimana jika Anda dan pasangan, sama-sama bekerja dan punya rekening sendiri untuk menerima pembayaran gaji? Mengenai hal ini, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan.
- Pertama, buka rekening baru untuk menampung semua sumber pendapatan tersebut.
- Kedua, Anda bisa memilih di rekening mana semua uang gaji tersebut akan disimpan.
- Ketiga, Anda bisa meminta pihak perusahaan untuk mentransfer uang gaji ke nomor rekening yang sudah disepakati.
- Keempat, Anda tetap bisa tetap menggunakan 2 rekening tersebut, tapi semuanya dipegang oleh satu orang saja, yakni yang berperan sebagai ‘menteri keuangan keluarga’.
Namun khusus untuk dana Darurat, Michael menyarankan Anda untuk menyimpannya di tempat terpisah. Logam mulia, seperti emas, merupakan cara terbaik untuk menyimpan dana darurat.